Arkipelagis: Refleksi Kebudayaan

Pada 28 Januari 2025, GIK UGM menyelenggarakan “Arkipelagis: Refleksi Kebudayaan” di Pendopo GIK UGM. Acara ini menghadirkan pidato utama dari Sri Sultan Hamengku Buwono X, serta pidato pembuka oleh Nirwan Dewanto, dan pidato penutup oleh Hilmar Farid, B.A., M.A., Ph.D.
Hilmar Farid juga akan memberikan kuliah umum bertajuk “MUDA, BEDA, DAN BERBUDAYA”, membahas peran anak muda sebagai pilar bangsa di era digital. Kuliah ini menggugah kesadaran akan pentingnya pengetahuan budaya dalam membentuk generasi muda yang berkepribadian kuat di tengah pesatnya arus digitalisasi.

Simposium “ARKIPELAGIS: REFLEKSI KEBUDAYAAN” juga menjadi bagian penting dari acara ini, merefleksikan ide kerja kebudayaan berbasis karakter geografi Indonesia. Konsep “arkipelagis”, yang dikenalkan Hilmar Farid, menekankan pentingnya memahami budaya lokal dalam membangun identitas nasional yang kokoh.
Acara dimeriahkan dengan pertunjukan dari Otniel Tasman, koreografer muda yang mengeksplorasi identitas gender melalui tradisi lengger Banyumas, serta Presiden Tidore, musisi hip-hop yang memadukan tradisi lokal dengan musik modern, membawa budaya Indonesia ke panggung internasional.

Ingin tahu lebih lanjut? Klik tombol untuk melihat postingan di Instagram!
Arkipelagis: Refleksi Kebudayaan

Pada 28 Januari 2025, GIK UGM menyelenggarakan “Arkipelagis: Refleksi Kebudayaan” di Pendopo GIK UGM. Acara ini menghadirkan pidato utama dari Sri Sultan Hamengku Buwono X, serta pidato pembuka oleh Nirwan Dewanto, dan pidato penutup oleh Hilmar Farid, B.A., M.A., Ph.D.
Hilmar Farid juga akan memberikan kuliah umum bertajuk “MUDA, BEDA, DAN BERBUDAYA”, membahas peran anak muda sebagai pilar bangsa di era digital. Kuliah ini menggugah kesadaran akan pentingnya pengetahuan budaya dalam membentuk generasi muda yang berkepribadian kuat di tengah pesatnya arus digitalisasi.

Simposium “ARKIPELAGIS: REFLEKSI KEBUDAYAAN” juga menjadi bagian penting dari acara ini, merefleksikan ide kerja kebudayaan berbasis karakter geografi Indonesia. Konsep “arkipelagis”, yang dikenalkan Hilmar Farid, menekankan pentingnya memahami budaya lokal dalam membangun identitas nasional yang kokoh.
Acara dimeriahkan dengan pertunjukan dari Otniel Tasman, koreografer muda yang mengeksplorasi identitas gender melalui tradisi lengger Banyumas, serta Presiden Tidore, musisi hip-hop yang memadukan tradisi lokal dengan musik modern, membawa budaya Indonesia ke panggung internasional.

Ingin tahu lebih lanjut? Klik tombol untuk melihat postingan di Instagram!
Arkipelagis: Refleksi Kebudayaan

Pada 28 Januari 2025, GIK UGM menyelenggarakan “Arkipelagis: Refleksi Kebudayaan” di Pendopo GIK UGM. Acara ini menghadirkan pidato utama dari Sri Sultan Hamengku Buwono X, serta pidato pembuka oleh Nirwan Dewanto, dan pidato penutup oleh Hilmar Farid, B.A., M.A., Ph.D.
Hilmar Farid juga akan memberikan kuliah umum bertajuk “MUDA, BEDA, DAN BERBUDAYA”, membahas peran anak muda sebagai pilar bangsa di era digital. Kuliah ini menggugah kesadaran akan pentingnya pengetahuan budaya dalam membentuk generasi muda yang berkepribadian kuat di tengah pesatnya arus digitalisasi.

Simposium “ARKIPELAGIS: REFLEKSI KEBUDAYAAN” juga menjadi bagian penting dari acara ini, merefleksikan ide kerja kebudayaan berbasis karakter geografi Indonesia. Konsep “arkipelagis”, yang dikenalkan Hilmar Farid, menekankan pentingnya memahami budaya lokal dalam membangun identitas nasional yang kokoh.
Acara dimeriahkan dengan pertunjukan dari Otniel Tasman, koreografer muda yang mengeksplorasi identitas gender melalui tradisi lengger Banyumas, serta Presiden Tidore, musisi hip-hop yang memadukan tradisi lokal dengan musik modern, membawa budaya Indonesia ke panggung internasional.

Ingin tahu lebih lanjut? Klik tombol untuk melihat postingan di Instagram!

2024 GIK UGM All rights reserved