GIK UGM Rayakan Hari Musik Nasional 2025: Ruang Temu Kreativitas dan Industri Musik Yogyakarta

Yogyakarta, 09 Maret 2025 – Suasana UGM Shop sore itu terasa berbeda. Musik mengalun, tawa dan diskusi mengisi udara, dan semangat kolaborasi begitu terasa di setiap sudut. Dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional 2025, Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada menghadirkan GIK CORNER: Hari Musik Nasional, sebuah ruang yang hidup sebagai perayaan musik—bukan hanya sebagai hiburan, tapi juga sebagai medium ekspresi, edukasi, dan penggerak ekosistem kreatif.
Setiap program yang hadir seperti punya detaknya sendiri. DialoGIK, misalnya, membuka ruang diskusi yang terasa akrab namun padat wawasan. Di sesi pertama, Arsita Pinandita mengulik bagaimana merchandise musik bisa menjadi wajah dari identitas musisi. Terdengar sederhana, namun siapa sangka desain kaos band mampu menyimpan narasi yang kuat? Sementara di sesi kedua, obrolan berkembang lebih jauh bersama Farid Stevy, Oki Rad, dan kembali Arsita, membahas bagaimana kolektif kreatif bisa terus bergerak, tumbuh, dan bertahan di tengah tantangan industri. Percakapan mengalir, saling melengkapi, dan menghadirkan pandangan segar soal keberlanjutan dan pentingnya sinergi.
Sore menjelang malam, giliran Live at GIK mengambil alih. Suara Gamaband, Unen-Unen, dan Fis Duo bergantian memenuhi ruangan, membawa penonton larut dalam energi khas skena musik Yogyakarta. Di tengah pertunjukan, film dokumenter seperti “Tuhan, Masukkan Aku Ke Dalam Skena” dan “Tidak Ada Party di Kabupaten Ini” menyisipkan lapisan cerita lain, memperlihatkan sisi-sisi perjalanan musik independen yang mungkin selama ini luput dilihat.

Tidak kalah menarik, GIK Exhibition x Diana Musik menyajikan nostalgia dan inovasi lewat deretan instrumen dari toko musik legendaris Diana Musik. Melihat koleksi alat musik yang telah melewati banyak era membuat siapa pun yang datang merasakan kedekatan emosional dengan sejarah musik lokal.
Dari semua aktivitas yang berlangsung, terasa bahwa UGM Shop bukan sekadar tempat singgah—ia adalah titik temu bagi ide, jejaring, dan semangat eksplorasi. Dengan tiga area utamanya: Lounge, Gallery, dan Shop, ruang ini menjadi tempat di mana gagasan-gagasan kreatif menemukan rumahnya. Di setiap sudut, selalu ada peluang untuk terhubung, mencipta, dan merayakan kreativitas dalam bentuk paling otentik.
Hari Musik Nasional kali ini bukan hanya soal perayaan, tapi tentang merawat ruang yang memungkinkan ekosistem kreatif tetap tumbuh. Di sini, terasa bahwa musik, komunitas, dan kolaborasi berjalan berdampingan—menghidupkan GIK UGM sebagai pusat inovasi dan kreativitas yang benar-benar hidup di tengah Yogyakarta.
Momen-momen berkesan dari rangkaian acara ini telah didokumentasikan dalam bentuk Instagram Reels dan sudah diunggah di akun @gik.ugm. Reels tersebut menangkap energi, ekspresi, dan atmosfer kolaboratif yang mengisi setiap sudut acara. Bagi yang ingin merasakan kembali suasana GIK CORNER atau penasaran dengan keseruannya, bisa langsung menuju Instagram @gik.ugm dan temukan highlight-nya di sana.

Ingin tahu lebih lanjut? Klik tombol untuk melihat postingan di Instagram!
GIK UGM Rayakan Hari Musik Nasional 2025: Ruang Temu Kreativitas dan Industri Musik Yogyakarta

Yogyakarta, 09 Maret 2025 – Suasana UGM Shop sore itu terasa berbeda. Musik mengalun, tawa dan diskusi mengisi udara, dan semangat kolaborasi begitu terasa di setiap sudut. Dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional 2025, Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada menghadirkan GIK CORNER: Hari Musik Nasional, sebuah ruang yang hidup sebagai perayaan musik—bukan hanya sebagai hiburan, tapi juga sebagai medium ekspresi, edukasi, dan penggerak ekosistem kreatif.
Setiap program yang hadir seperti punya detaknya sendiri. DialoGIK, misalnya, membuka ruang diskusi yang terasa akrab namun padat wawasan. Di sesi pertama, Arsita Pinandita mengulik bagaimana merchandise musik bisa menjadi wajah dari identitas musisi. Terdengar sederhana, namun siapa sangka desain kaos band mampu menyimpan narasi yang kuat? Sementara di sesi kedua, obrolan berkembang lebih jauh bersama Farid Stevy, Oki Rad, dan kembali Arsita, membahas bagaimana kolektif kreatif bisa terus bergerak, tumbuh, dan bertahan di tengah tantangan industri. Percakapan mengalir, saling melengkapi, dan menghadirkan pandangan segar soal keberlanjutan dan pentingnya sinergi.
Sore menjelang malam, giliran Live at GIK mengambil alih. Suara Gamaband, Unen-Unen, dan Fis Duo bergantian memenuhi ruangan, membawa penonton larut dalam energi khas skena musik Yogyakarta. Di tengah pertunjukan, film dokumenter seperti “Tuhan, Masukkan Aku Ke Dalam Skena” dan “Tidak Ada Party di Kabupaten Ini” menyisipkan lapisan cerita lain, memperlihatkan sisi-sisi perjalanan musik independen yang mungkin selama ini luput dilihat.

Tidak kalah menarik, GIK Exhibition x Diana Musik menyajikan nostalgia dan inovasi lewat deretan instrumen dari toko musik legendaris Diana Musik. Melihat koleksi alat musik yang telah melewati banyak era membuat siapa pun yang datang merasakan kedekatan emosional dengan sejarah musik lokal.
Dari semua aktivitas yang berlangsung, terasa bahwa UGM Shop bukan sekadar tempat singgah—ia adalah titik temu bagi ide, jejaring, dan semangat eksplorasi. Dengan tiga area utamanya: Lounge, Gallery, dan Shop, ruang ini menjadi tempat di mana gagasan-gagasan kreatif menemukan rumahnya. Di setiap sudut, selalu ada peluang untuk terhubung, mencipta, dan merayakan kreativitas dalam bentuk paling otentik.
Hari Musik Nasional kali ini bukan hanya soal perayaan, tapi tentang merawat ruang yang memungkinkan ekosistem kreatif tetap tumbuh. Di sini, terasa bahwa musik, komunitas, dan kolaborasi berjalan berdampingan—menghidupkan GIK UGM sebagai pusat inovasi dan kreativitas yang benar-benar hidup di tengah Yogyakarta.
Momen-momen berkesan dari rangkaian acara ini telah didokumentasikan dalam bentuk Instagram Reels dan sudah diunggah di akun @gik.ugm. Reels tersebut menangkap energi, ekspresi, dan atmosfer kolaboratif yang mengisi setiap sudut acara. Bagi yang ingin merasakan kembali suasana GIK CORNER atau penasaran dengan keseruannya, bisa langsung menuju Instagram @gik.ugm dan temukan highlight-nya di sana.

Ingin tahu lebih lanjut? Klik tombol untuk melihat postingan di Instagram!
GIK UGM Rayakan Hari Musik Nasional 2025: Ruang Temu Kreativitas dan Industri Musik Yogyakarta

Yogyakarta, 09 Maret 2025 – Suasana UGM Shop sore itu terasa berbeda. Musik mengalun, tawa dan diskusi mengisi udara, dan semangat kolaborasi begitu terasa di setiap sudut. Dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional 2025, Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK) Universitas Gadjah Mada menghadirkan GIK CORNER: Hari Musik Nasional, sebuah ruang yang hidup sebagai perayaan musik—bukan hanya sebagai hiburan, tapi juga sebagai medium ekspresi, edukasi, dan penggerak ekosistem kreatif.
Setiap program yang hadir seperti punya detaknya sendiri. DialoGIK, misalnya, membuka ruang diskusi yang terasa akrab namun padat wawasan. Di sesi pertama, Arsita Pinandita mengulik bagaimana merchandise musik bisa menjadi wajah dari identitas musisi. Terdengar sederhana, namun siapa sangka desain kaos band mampu menyimpan narasi yang kuat? Sementara di sesi kedua, obrolan berkembang lebih jauh bersama Farid Stevy, Oki Rad, dan kembali Arsita, membahas bagaimana kolektif kreatif bisa terus bergerak, tumbuh, dan bertahan di tengah tantangan industri. Percakapan mengalir, saling melengkapi, dan menghadirkan pandangan segar soal keberlanjutan dan pentingnya sinergi.
Sore menjelang malam, giliran Live at GIK mengambil alih. Suara Gamaband, Unen-Unen, dan Fis Duo bergantian memenuhi ruangan, membawa penonton larut dalam energi khas skena musik Yogyakarta. Di tengah pertunjukan, film dokumenter seperti “Tuhan, Masukkan Aku Ke Dalam Skena” dan “Tidak Ada Party di Kabupaten Ini” menyisipkan lapisan cerita lain, memperlihatkan sisi-sisi perjalanan musik independen yang mungkin selama ini luput dilihat.

Tidak kalah menarik, GIK Exhibition x Diana Musik menyajikan nostalgia dan inovasi lewat deretan instrumen dari toko musik legendaris Diana Musik. Melihat koleksi alat musik yang telah melewati banyak era membuat siapa pun yang datang merasakan kedekatan emosional dengan sejarah musik lokal.
Dari semua aktivitas yang berlangsung, terasa bahwa UGM Shop bukan sekadar tempat singgah—ia adalah titik temu bagi ide, jejaring, dan semangat eksplorasi. Dengan tiga area utamanya: Lounge, Gallery, dan Shop, ruang ini menjadi tempat di mana gagasan-gagasan kreatif menemukan rumahnya. Di setiap sudut, selalu ada peluang untuk terhubung, mencipta, dan merayakan kreativitas dalam bentuk paling otentik.
Hari Musik Nasional kali ini bukan hanya soal perayaan, tapi tentang merawat ruang yang memungkinkan ekosistem kreatif tetap tumbuh. Di sini, terasa bahwa musik, komunitas, dan kolaborasi berjalan berdampingan—menghidupkan GIK UGM sebagai pusat inovasi dan kreativitas yang benar-benar hidup di tengah Yogyakarta.
Momen-momen berkesan dari rangkaian acara ini telah didokumentasikan dalam bentuk Instagram Reels dan sudah diunggah di akun @gik.ugm. Reels tersebut menangkap energi, ekspresi, dan atmosfer kolaboratif yang mengisi setiap sudut acara. Bagi yang ingin merasakan kembali suasana GIK CORNER atau penasaran dengan keseruannya, bisa langsung menuju Instagram @gik.ugm dan temukan highlight-nya di sana.

Ingin tahu lebih lanjut? Klik tombol untuk melihat postingan di Instagram!

2025 GIK UGM All rights reserved

2025 GIK UGM All rights reserved