Pameran Perdana Galeri Bulaksumur GIK UGM x Sedekat Imaji Resmi Dibuka dengan “Mampir Gelanggang”
Yogyakarta – Sebuah ruang seni baru hadir di jantung Universitas Gadjah Mada: Pameran Perdana Galeri Bulaksumur GIK UGM X Sedekat Imaji resmi dibuka melalui tajuk “Mampir Gelanggang: Memulai dari Titik Singgah.” Pameran ini berlangsung pada 05–20 September 2025 di Gelanggang Inovasi & Kreativitas (GIK) UGM. Lebih dari sekadar peresmian ruang, pameran ini menjadi refleksi kolektif atas perjalanan panjang Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (Purna Budaya) serta semangat intelektual Gelanggang Mahasiswa UGM yang sejak dulu dikenal sebagai pusat dinamika kebudayaan di Yogyakarta.
Sebagai bagian dari rangkaian empat pameran bertajuk Mampir, Rasan-rasan, Datang, dan Pulang, acara ini menjadi titik awal perjalanan panjang Pameran Perdana Galeri Bulaksumur UGM. Kehadirannya mengundang publik untuk mampir, menyimak, dan merayakan keberagaman ekspresi seni kontemporer yang tumbuh dari ruang akademik, sosial, hingga pengalaman personal.
Alfatika A. Dini, selaku Direktur Utama GIK-UGM, menyampaikan: “Pameran Perdana Galeri Bulaksumur UGM mempertemukan dua generasi seniman yang telah memberi warna pada lanskap seni rupa Yogyakarta. Kami berharap galeri ini menjadi ruang ekspresif baru yang mewadahi berbagai gagasan, dialog, dan bentuk-bentuk penciptaan seni kontemporer ke depan.”
Pameran ini menghadirkan lintas generasi seniman dengan pendekatan visual yang beragam. Nasirun menampilkan guratan ekspresif, Dyan Anggraini menghadirkan instalasi memori kota, sementara Duo Tempa (Putut Utama & Rara Kuastra) mengeksplorasi narasi manusia dan alam. Isu sosial kontemporer turut dihadirkan melalui ilustrasi humoris Hendra ‘Hehe’ Harsono, eksplorasi warna optimis Anton Afganial, visual provokatif Aphrodita Wibowo, serta dokumentasi budaya populer sepakbola oleh Galih Satrio.
Isu identitas dan ruang batin juga mendapat sorotan. Alodia Yap mengulik konstruksi femininitas lewat simbol budaya populer, Faiz Zaki Abdilah menyajikan visual meditatif tentang dialog manusia dengan dirinya sendiri, sementara Ummi Sabrina menghadirkan pendekatan komunikatif yang mengajak publik masuk ke pengalaman intim.
Semangat kolektif Gelanggang Mahasiswa semakin kuat lewat karya seniman muda. Mahaputra Vito mengeksplorasi metamorfosis identitas dengan gaya pop art, Vendy Methodos menyentil keresahan sosial lewat kutipan visual, Savitri Kumala menyuarakan isu lingkungan dengan warna-warna cerah, sedangkan Risao menampilkannya melalui palet gelap penuh detail. Karya-karya Mutiara Riswari, Dedi Irawan, dan Rizal Pramana juga hadir dengan kritik sosial yang tajam melalui bahasa visual masing-masing.
Ariyanti Nugrahani, Managing Director Sedekat Imaji Rupa, menegaskan: “Mampir Gelanggang adalah langkah awal Pameran Perdana Galeri Bulaksumur dalam membuka diri sebagai ruang dialog dan kolaborasi lintas disiplin. Ini bukan sekadar ruang pamer, melainkan juga ruang berbagi gagasan, memori, dan imajinasi masa depan.”
Dengan menghadirkan keberagaman seniman serta pendekatan visual yang berlapis, Pameran Perdana Galeri Bulaksumur berupaya membangun ekosistem seni yang terbuka, menyentuh, dan relevan di tengah dinamika seni kontemporer Yogyakarta. Pameran ini menandai awal perjalanan panjang galeri, sekaligus undangan bagi publik untuk merasakan kembali denyut kreativitas, suara-suara baru, dan semangat kolektif yang menghidupkan ruang seni ini.
Mari ramaikan Pameran Perdana Galeri Bulaksumur dan rasakan langsung semangat seni yang hidup di ruang ini. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan karya lintas generasi seniman Yogyakarta, berdialog dengan gagasan segar, serta merayakan kreativitas kolektif. Datanglah ke Galeri Bulaksumur, nikmati pengalaman seni yang reflektif, inspiratif, sekaligus menghubungkan kita dengan denyut kebudayaan yang terus tumbuh di Yogyakarta.
